Sungguh, begitu banyak orang beranggapan bahwa belajar itu bikin badmood, boring atau malas. Padahal, tanpa disadari, sebenarnya belajar sudah menjadi bagian hidup sehari-hari. Asumsi yang menyatakan bahwa belajar selalu membuat kita boring hanyalah lagu lama. Kini, belajar bisa diformat menjadi kegiatan yang mencerahkan dan mengasyikkan. Sehingga, budaya cara belajar kebut semalam yang cukup melelahkan itu dapat kita kikis dan diganti dengan cara belajar orang-orang sukses yang mengakui bahwa belajar itu sungguh mengasyikkan. Caranya? Penulis buku ini, Handa dan Ning telah melakukan analisis dan akhirnya memberikan kesimpulan, bahwa semua itu tergantung pada niat dan langkah mengenal cara belajar yang dipola sendiri; mulai dari gaya belajar, waktu, bahkan trik-trik jitu supaya belajar asyik dan tetap efektif. Semua kegiatan belajar tersebut bisa dikondisikan dan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.
Buku yang memiliki format 11,5 x 17,5 cm ini bukan hanya memberikan trik-trik jitu agar belajar jadi asyik, tapi juga memberikan ‘rangsangan-rangsangan’ yang dapat menghilangkan penilaian-penilaian negatif saat belajar. Bahkan, penulis buku ini menyatakan bahwa yang harus dimiliki setiap pelajar adalah selalu pikiran positif. Kegagalan yang pernah dialami bukanlah jadi problem. Tapi katakanlah, “bahwa aku bisa jadi sang juara”. Bukankah Thomas Alfa Edison berkali-kali mengalami kegagalan, bahkan selalu mendapatkan cemoohan agar ia berhenti melakukan percobaannya. Akan tetapi, ia tidak pernah menyerah dan patah semangat sedikit pun, sampai akhirnya bisa menemukan lampu pijar.
Belajar dari ‘keasyikan’ Thomas Alfa Edison dalam ‘belajar’ menemukan lampu pijar, sejatinya kita juga bisa memformat belajar itu jadi asyik. Karena kesuksesan Thomas Alfa Edison hanya disebabkan dua hal: niat dan berusaha menemukan cara ‘belajar’ sendiri yang mengasyikkan agar bisa menghasilkan lampu pijar. Karena itu, Penulis pun berkesimpulan bahwa jurus-jurus yang dapat membuat belajar jadi asyik dan tetap efektik ada enam. Pertama, Belajar setiap hari; Kedua, Tanyakan sampai jelas hal-hal yang belum dipahami kepada guru atau teman yang pintar; Ketiga, baca materi plus referensi pelajaran untuk besok; Keempat, buat daftar pertanyaan; Kelima, cari referensi sebanyak-banyaknya; dan Keenam, rajin berdiskusi dengan teman. Jadi, ‘belajar yang asyik’ menurut penulis buku ini adalah keteraturan kita dalam menata segala hal yang berhubungan belajar, dari mengatur waktu belajar hingga titik akhir pehamanan kita tentang materi yang ada. Karena dengan mengikat segala hal yang membuat asyik dalam belajar, tak pelak lagi keinginan untuk terus belajar dan membaca pun kian memiliki frekuensi yang cukup kuat.
Selain itu, Penulis buku ini pun tak ketinggalan memberikan tips-tips untuk senantiasa mendapatkan semangat belajar. Antara lain dengan membaca kisah-kisah tentang orang sukses dalam meraih apa yang diinginkannya dan memberikan arahan-arahan untuk selalu menemukan motivasi dalama belajar, misalnya membaca buku sirah nabawiyah.
Buku ini cocok untuk pelajar dan mahasiswa dalam usaha menemukan cara belajar yang asyik, sehingga bisa meraih nilai yang memuaskan atau menjadi bintang pelajar. Sebab, bukan hanya tips-tips belajar yang mengasyikkan saja yang ada dalam buku terbitan Khansa ini, belajar mengatur waktu, cara membaca efektif, dan bahkan langkah-langkah menjadi orang ‘besar’ juga diajarkan.
Buku yang memiliki format 11,5 x 17,5 cm ini bukan hanya memberikan trik-trik jitu agar belajar jadi asyik, tapi juga memberikan ‘rangsangan-rangsangan’ yang dapat menghilangkan penilaian-penilaian negatif saat belajar. Bahkan, penulis buku ini menyatakan bahwa yang harus dimiliki setiap pelajar adalah selalu pikiran positif. Kegagalan yang pernah dialami bukanlah jadi problem. Tapi katakanlah, “bahwa aku bisa jadi sang juara”. Bukankah Thomas Alfa Edison berkali-kali mengalami kegagalan, bahkan selalu mendapatkan cemoohan agar ia berhenti melakukan percobaannya. Akan tetapi, ia tidak pernah menyerah dan patah semangat sedikit pun, sampai akhirnya bisa menemukan lampu pijar.
Belajar dari ‘keasyikan’ Thomas Alfa Edison dalam ‘belajar’ menemukan lampu pijar, sejatinya kita juga bisa memformat belajar itu jadi asyik. Karena kesuksesan Thomas Alfa Edison hanya disebabkan dua hal: niat dan berusaha menemukan cara ‘belajar’ sendiri yang mengasyikkan agar bisa menghasilkan lampu pijar. Karena itu, Penulis pun berkesimpulan bahwa jurus-jurus yang dapat membuat belajar jadi asyik dan tetap efektik ada enam. Pertama, Belajar setiap hari; Kedua, Tanyakan sampai jelas hal-hal yang belum dipahami kepada guru atau teman yang pintar; Ketiga, baca materi plus referensi pelajaran untuk besok; Keempat, buat daftar pertanyaan; Kelima, cari referensi sebanyak-banyaknya; dan Keenam, rajin berdiskusi dengan teman. Jadi, ‘belajar yang asyik’ menurut penulis buku ini adalah keteraturan kita dalam menata segala hal yang berhubungan belajar, dari mengatur waktu belajar hingga titik akhir pehamanan kita tentang materi yang ada. Karena dengan mengikat segala hal yang membuat asyik dalam belajar, tak pelak lagi keinginan untuk terus belajar dan membaca pun kian memiliki frekuensi yang cukup kuat.
Selain itu, Penulis buku ini pun tak ketinggalan memberikan tips-tips untuk senantiasa mendapatkan semangat belajar. Antara lain dengan membaca kisah-kisah tentang orang sukses dalam meraih apa yang diinginkannya dan memberikan arahan-arahan untuk selalu menemukan motivasi dalama belajar, misalnya membaca buku sirah nabawiyah.
Buku ini cocok untuk pelajar dan mahasiswa dalam usaha menemukan cara belajar yang asyik, sehingga bisa meraih nilai yang memuaskan atau menjadi bintang pelajar. Sebab, bukan hanya tips-tips belajar yang mengasyikkan saja yang ada dalam buku terbitan Khansa ini, belajar mengatur waktu, cara membaca efektif, dan bahkan langkah-langkah menjadi orang ‘besar’ juga diajarkan.